Panduan Investasi Saham Pemula Lewat Aplikasi Digital (Langkah-demi-Langkah)

Hai Sahabat Asetpintar! Setelah kamu nyaman dengan reksadana, mungkin rasa penasaranmu mulai tumbuh. Kamu mulai bertanya, “Bagaimana ya, rasanya jika aku bisa memilih sendiri perusahaan untuk diinvestasikan? Bisakah aku memiliki sebagian kecil dari bank besar atau perusahaan mie instan favoritku?”

Jika pertanyaan itu muncul, selamat! Kamu siap untuk mengenal instrumen investasi yang lebih hands-on: Saham. Membeli saham artinya kamu membeli sepotong kecil kepemilikan sebuah perusahaan. Keren, kan?

Jangan khawatir, memulai investasi saham tidak serumit yang dibayangkan, apalagi kini semua bisa dilakukan lewat genggaman tangan. Panduan ini akan memandumu secara praktis.

Kunci utamanya adalah: buka akun di aplikasi sekuritas yang diawasi OJK, lakukan deposit ke Rekening Dana Nasabah (RDN), lakukan riset untuk memilih saham perusahaan yang fundamentalnya bagus (idealnya yang produknya kamu kenal), lalu lakukan pembelian minimal 1 lot (100 lembar).

 

Sebelum Mulai: Pahami Perbedaan Kunci Saham vs. Reksadana

 

Ini adalah bagian paling penting yang tidak boleh kamu lewatkan, Sahabat Asetpintar. Berinvestasi saham itu berbeda dengan reksadana.

  • Di Reksadana: Kamu punya “supir pribadi”, yaitu Manajer Investasi. Mereka yang memilihkan saham untukmu dan menyebarkan risikonya.
  • Di Saham: Kamulah supirnya. Kamu yang bertanggung jawab penuh untuk memilih perusahaan, menganalisis, dan menanggung risikonya secara langsung.

Karena risikonya lebih terkonsentrasi dan butuh riset mandiri, pastikan kamu sudah memiliki fondasi investasi yang lebih aman sebelum terjun ke saham.

👉 Jika kamu belum terlalu paham tentang diversifikasi risiko, sangat disarankan untuk membaca kembali panduan reksadana kami.

Baca Juga :  Panduan Lengkap Reksadana untuk Pemula: Cara Investasi Modal Kecil

 

Langkah-demi-Langkah Membeli Saham Pertama Kali

 

Sudah siap menjadi investor saham? Ikuti empat langkah utama ini.

 

Langkah 1: Pilih Aplikasi Sekuritas dan Buka Akun RDN

 

Untuk bisa membeli saham, kamu perlu mendaftar di sebuah perusahaan “sekuritas” (broker). Pilihlah sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Saat mendaftar, kamu akan secara otomatis dibuatkan Rekening Dana Nasabah (RDN). RDN ini adalah rekening bank atas namamu sendiri yang khusus digunakan untuk transaksi jual beli saham.

Beberapa aplikasi sekuritas digital yang populer dan ramah pemula di Indonesia antara lain Ajaib, Stockbit, dan IPOT. Proses pendaftarannya kini sepenuhnya online, hanya butuh e-KTP dan beberapa data diri.

 

Langkah 2: Deposit Dana ke RDN

 

Setelah akunmu aktif, kamu akan mendapatkan nomor rekening RDN-mu. Langkah selanjutnya adalah melakukan deposit atau transfer sejumlah uang ke RDN tersebut. Anggap saja ini seperti mengisi saldo GoPay atau OVO. Dana inilah yang nantinya akan kamu gunakan untuk membeli saham.

Saran penting: Mulailah dengan nominal yang kamu siap jika nilainya turun. Jangan gunakan uang panas atau dana daruratmu!

 

Langkah 3: Riset dan Pilih Saham Pertamamu

 

Inilah bagian paling seru sekaligus paling menantang. Bagaimana cara memilih dari ratusan perusahaan di bursa? Untuk pemula, gunakan pendekatan sederhana ini:

1. Mulai dari yang Kamu Kenal (Metode Peter Lynch) Lihat sekelilingmu. Bank apa yang kamu gunakan? Provider telekomunikasi apa yang sinyalnya bagus di daerahmu? Produk konsumen apa yang selalu ada di rumahmu? Memilih perusahaan yang produknya kamu pahami akan membuat analisis menjadi lebih mudah.

2. Lakukan “Cek Kesehatan” Sederhana Kamu tidak perlu jadi ahli keuangan. Cukup cari tahu dua hal dasar tentang perusahaan incaranmu di aplikasi sekuritas:

  • Apakah Perusahaan Ini Untung? Cari data “Laba Bersih” (Net Profit). Pilihlah perusahaan yang secara konsisten mencetak laba, bukan yang merugi terus-menerus.
  • Apakah Utangnya Sehat? Semua perusahaan punya utang, tapi pastikan utangnya wajar dan bisa dikelola.

3. Fokus pada Saham “Blue Chip” Untuk memulai, sangat disarankan untuk fokus pada saham-saham blue chip atau yang masuk dalam indeks LQ45/IDX30. Ini adalah saham dari perusahaan besar, punya reputasi bagus, dan cenderung lebih stabil. Contoh: BBCA, BBRI, TLKM, UNVR, ICBP.

 

Langkah 4: Cara Membeli Saham di Aplikasi (Praktik)

 

Setelah yakin dengan pilihanmu, saatnya eksekusi.

  1. Cari Kode Saham: Setiap perusahaan punya kode unik 4 huruf. Misalnya, Bank Central Asia kodenya BBCA.
  2. Lihat Harga: Kamu akan melihat harga ‘Bid’ (antrean beli) dan ‘Offer/Ask’ (antrean jual). Untuk memastikan transaksimu langsung berhasil, kamu bisa membeli di harga ‘Offer’ terendah.
  3. Masukkan Jumlah Lot: Pembelian saham menggunakan satuan Lot. 1 Lot = 100 Lembar Saham. Jadi, jika harga per lembar saham BBCA adalah Rp 9.000, maka untuk membeli 1 lot, kamu butuh dana Rp 900.000 (9.000 x 100).
  4. Konfirmasi Pembelian: Cek kembali pesananmu, lalu klik ‘Buy’ atau ‘Beli’.

 

Selamat! Kamu Sudah Jadi Investor. Lalu Apa?

 

Setelah pembelian berhasil, nama perusahaan itu akan muncul di “portofolio” kamu. Apa langkah selanjutnya?

  • Pantau, Jangan Panik: Adalah hal yang wajar jika harga saham naik turun setiap hari. Jangan panik menjual saat harga turun sedikit. Ingat, kamu berinvestasi untuk jangka panjang.
  • Terus Belajar: Dunia saham itu dinamis. Teruslah membaca berita ekonomi dan bisnis untuk memahami perkembangan perusahaan yang kamu miliki.
  • Terapkan Nabung Rutin (DCA): Sama seperti reksadana, kamu juga bisa menerapkan strategi nabung rutin di saham pilihanmu untuk membangun posisimu secara bertahap.

 

Kesimpulan: Sebuah Perjalanan Pembelajaran

 

Berinvestasi saham secara langsung adalah sebuah langkah besar yang memberimu kendali penuh atas keputusan investasimu. Ini adalah perjalanan pembelajaran yang tidak akan pernah berhenti.

Ingat selalu prinsip utamanya:

  1. Mulai dari yang kamu pahami.
  2. Pilih perusahaan yang sehat dan bertumbuh.
  3. Berpikir untuk jangka panjang, bukan untuk cepat kaya.
  4. Jangan pernah berhenti belajar.

Menjadi investor saham berarti kamu ikut menjadi pemilik dari perusahaan-perusahaan hebat di Indonesia. Ini adalah cara konkret untuk ikut bertumbuh bersama perekonomian negara, sebuah tujuan akhir yang sejalan dengan semangat melek finansial.

👉 Ingat, investasi saham adalah bagian dari diversifikasi portofolio. Untuk gambaran lengkapnya, kamu bisa menilik kembali panduan utama kami.

Baca Juga :  Melek Finansial ala Gen Z: Cara Cerdas Mengelola Uang di Era Digital

Ambil langkah pertamamu, lakukan riset pada satu perusahaan yang kamu kagumi, dan mulailah perjalananmu sebagai seorang investor sejati!