Daftar 2 Faktor Penyebab Harga Saham Naik Turun

Daftar 2 Faktor Penyebab Harga Saham Naik Turun

Ketika harga saham naik turun, hal ini membuat beberapa investor perlu berpikir 2 kali saat ingin melakukan investasi. Namun meski begitu, ternyata harganya yang naik turun ini tidak membuat generasi milenial enggan berinvestasi. Terlebih sekarang hanya dengan Rp100 ribu, semua orang sudah bisa menjadi investor.

Tidak heran bila banyak mahasiswa ingin mencobanya juga. Akan tetapi kamu perlu menyadari bahwa kegiatan investasi itu selalu penuh resiko. Mengingat harganya saham pergerakannya selalu fluktuatif jadi bila tidak memahami teknik dan pengelolaannya akan berpotensi menyebabkan kerugian besar.

Maka dari itu sebaiknya kamu harus memahami dulu faktor penyebab terjadinya fluktuasi saham. Sehingga kamu tahu apa yang harus dilakukan ketika hal tersebut terjadi dari awal. Nah di bawah ini adalah beberapa penyebab utama kenapa terjadi naik turun saham bila dilihat secara eksternal dan internal:

Baca Juga :  Analisis Investasi Saham Penting Dilakukan untuk Mencegah Kerugian

Penyebab Harga Saham Naik Turun Berdasarkan Faktor Internal

Berdasarkan faktor dari dalam, penyebabnya bisa terjadi karena kegiatan korporasi perusahaan itu sendiri. Beberapa hal tersebut meliputi pelepasan saham, penggabungan, akuisisi, pemecahan, dan pembagian dividen. Saat dilakukan aksi korporasi seperti ini, hal tersebut otomatis bisa membuat harganya terpengaruh. Itulah kenapa sebagai investor harus lebih aktif.

Kamu harus lebih aktif mencari tahu informasi selengkapnya seputar harga saham lewat situs BEI resmi secara online. Dengan cara ini akan membantumu lebih mudah mengambil tindakan ketika terjadi penurunan atau peningkatan harganya. Misalnya saja dengan menjualnya saat harganya tinggi atau membelinya ketika sedang turun harga.

Baca Juga :  Aplikasi Trading Forex Terbaik untuk Para Pengguna Iphone

Selain itu, fundamental perusahaan juga ikut mempengaruhi harga sahamnya. Jadi beberapa laporan keuangan emiten, prospek bisnis, pangsa pasar, siklus, dan sejenisnya ini sangat berpengaruh terhadap harga saham naik turun tersebut. Emiten yang fundamentalnya bagus, umumnya harganya lebih stabil meski ada masalah dari luar.

Misalnya saja terjadi penurunan harga, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi keuangan perusahaan tersebut. Maka dari itu selalu pilih perusahaan yang fundamentalnya bagus supaya tidak terjadi kerugian ketika terjadi penurunan harga saham. Maka dari itu perhatikan juga kinerja perusahaan pilihanmu.

Kinerja perusahaan bisa mempengaruhi faktor naik turunnya saham. Umumnya beberapa analis seringkali membuat prediksi dulu terhadap kinerja emiten perusahaan dalam beberapa tahun berikutnya. Dengan prediksi itulah akan membuat harganya saham menjadi terpengaruh. Yang pasti bila perusahaan tersebut prospeknya cerah, maka mereka akan diburu banyak investor.

Baca Juga :  Pentingnya Broker untuk Pemula dalam Melakukan Transaksi Saham

Penyebab Harga Saham Naik Turun Berdasarkan Faktor Eksternal

Bila sebelumnya telah dibahas tentang faktor internalnya, selanjutnya akan kami jelaskan faktor penyebab terjadinya fluktuasi bila ditinjau dari eksternalnya. Salah satunya adalah dikarenakan ekonomi makro. Jadi jangan heran bila tingkat inflasi suku bunga BI bisa membuat harga sahamnya terpengaruh.

Misalnya saja ketika suku bunganya naik, otomatis itu membuat harga sahamnya juga ikut bergerak mempengaruhi IHSG berikutnya. Disamping itu, pergerakan kurs rupiah ke dolar AS ternyata juga ikut berpengaruh terhadap harga tersebut. Saat mata uang rupiah meningkat, justru harga saham eksportir berbanding terbalik.

Baca Juga :  Cara Menggunakan Indikator Trading MACD yang Wajib Dipahami

Hal yang sama juga berlaku demikian. Kemudian, faktor eksternal lainnya adalah adanya berita ekonomi dan politik tertentu sering kali menyebabkan terjadinya panic attack. Sehingga itu membuat sejumlah investor memilih menjual sahamnya dan mengakibatkan harganya menurun. Ini terjadi karena para investor cemas bila harganya semakin jatuh.

Sehingga tanpa berpikir panjang, mereka lebih memilih untuk menjualnya secara langsung dengan harga murah. Padahal bila mereka mau menunggu, bisa saja dengan fundamental yang bagus dan cerah akan membuat harganya bangkit kembali dan menjadi stabil.

Penyebab lain dari terjadinya naik turun adalah adanya kebijakan dari pemerintah seperti UU Cipta Kerja yang baru saja diatur beberapa bulan lalu. Karena kebijakan tersebut membuat IHSG terpengaruh. Hanya saja ternyata konsumer dan harga saham emiten perbankan tetap seperti itu meski ada demo anarkis.

Baca Juga :  Tren Trading Anak Muda, Kamu Wajib Coba

Apa saja kebijakan dari pemerintah yang masih diwacanakan atau sudah berjalan biasanya mempengaruhi harga saham emiten. Maka dari itu bila ada kebijakan baru dari pemerintah, sebaiknya jangan menjual saham mu begitu saja. Kamu perlu melakukan analisa dulu.

Barulah kemudian kamu bisa langsung mengeksekusinya sekarang juga. Jadi pikirkan matang-matang sebelum bertindak dan jangan bersikap gegabah ketika ingin berinvestasi. Kamu perlu memperhatikan harga saham naik turun dan menganalisanya sebelum mengambil tindakan lebih jauh dengan matang.