Inilah Perbedaan Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang

 

Terdapat beragam macam penanaman modal pada reksadana yang bisa dipilih investor, satu diantaranya yaitu reksadana pendapatan tetap (RDPT). Sebelum membicarakan tentang pengertian RDPT secara khusus, ada baiknya kamu memahami pengertian investasi secara umum. Investasi merupakan suatu kegiatan menanamkan modal pada instrumen tertentu dengan tujuan mencapai tujuan keuangan.

 

Saat ini aktivitas tersebut seolah telah menjadi tren dan diikuti banyak orang termasuk generasi milenial. Ini dikarenakan pengetahuan atau literasi finansial semakin meningkat sehingga banyak orang lebih melek tentang keuangan dan investasi. Nah, kalau kamu masih pemula salah satu instrumen yang banyak disarankan adalah reksadana atau sering disingkat RD.

 

Instrumen ini terdiri dari beberapa jenis seperti RD saham, money market, fixed income, hingga indeks. RD saham serta indeks memiliki risiko paling besar sehingga cukup berbahaya untuk pemodal yang masih baru. Sedangkan untuk pemula ada baiknya memilih RD pendapatan tetap atau pasar uang. Lantas apa perbedaannya? Berikut jawabannya.

Baca Juga :  Pentingnya Asuransi Jiwa Untuk Masa Depan Keluarga Dan Keuangan

 

Perbedaan dari Tingkat Pengembalian (Return)

 

Hal pertama yang membedakan reksadana pendapatan tetap dan RD pasar uang yaitu dari sisi tingkat return atau pengembaliannya. Saat berinvestasi, tentu kebanyakan atau bahkan semua investor ingin mendapatkan return tinggi. Akan tetapi kamu harus tahu bahwa return pada RDPT dan RDPU tidak sama.

 

RDPU menawarkan tingkat return paling sedikit diantara jenis yang lain. RDPU kerap disarankan untuk rencana keuangan jangka pendek sekitar 1 tahun. Meskipun tingkat pengembaliannya rendah tetapi tanggungan risikonya terendah. Tipe instrumen RD satu ini tepat jadi pilihan menyimpan dana darurat yang dapat diperlukan di saat mendesak.

Baca Juga :  5 Cara Mengatur Uang Gaji Suami Yang Baik

 

Sementara reksadana pendapatan tetap memberikan return lebih besar kepada pemodal. Jenis RD ini umumnya dipilih untuk strategi perencanaan finansial jangka menengah oleh pemodal dengan profil moderat. Tetapi kamu juga bisa mengkombinasikan RDPT dengan jenis RD lain seperti ekuitas maupun indeks kalau berniat menanamkan modal dalam durasi panjang.

 

Seberapa Besar Risiko Reksadana yang Perlu Diketahui

 

Setiap jenis investasi apapun bentuk instrumennya pasti terdapat risiko. Sebelum menempatkan modal pada instrumen manapun, kamu wajib mengetahui salah satu pengetahuan dasar dalam prinsip penanaman modal. Yakni high risk high return yang definisinya berarti semakin tinggi potensi imbal hasil suatu instrumen maka bertambah besar juga risikonya.

Baca Juga :  Berapa Banyak Jenis Crypto yang Dapat Didukung oleh Kartu Debit Crypto?

 

Prinsip tersebut juga berlaku pada reksadana pendapatan tetap maupun pasar uang. Perbedaannya adalah RDPT memiliki risiko lebih besar ketimbang RDPU. Kalau kamu siap menerima keuntungan, persiapkan juga mental untuk dapat menerima risiko kerugiannya. RDPT bisa dibilang lebih cocok untuk pelaku penanaman modal yang karakternya moderat.

 

Apabila kamu adalah tipe pemodal agresif, tidak ada salahnya juga diversifikasi investment dengan mengkombinasikan RD saham dan RDPT. Namun tentu saja harus memikirkan pembagian persentasenya. Sedangkan bagi investor yang profil risikonya konservatif sebaiknya memilih RD pasar uang. Hal ini karena RDPU tergolong instrumen investasi minim risiko.

 

Dari semua jenis reksadana, RDPU menjadi opsi yang risikonya terkecil. Sehingga relatif aman apabila dikoleksi untuk durasi pendek karena perubahan harganya tidak signifikan. Namun tidak ada salahnya juga apabila investor dengan profil risiko melakukan diversifikasi membeli RDPT. Untuk menjaga agar terhindar dari kerugian sebaiknya lebih banyak menaruh dana ke RDPU.

Baca Juga :  Investasi Saham Mahasiswa Juga Keuntungan yang Diperoleh

 

Komposisi Efek yang Terdapat pada Portofolio

 

Perbedaan antara reksadana pendapatan tetap (RDPT) dengan RDPU lainnya yaitu berdasarkan komposisi efek pada portofolionya. Pada jenis RDPT, Fund Manager mengalokasikan uang pemodal mayoritas pada aset surat berharga utang milik pemerintah maupun korporasi. Ini menjadikan tingkat imbal hasilnya cenderung lebih tinggi.

 

Sedangkan pada RDPU, modal investor dialokasikan sepenuhnya pada aset jenis surat utang yang masa jatuh tempo tidak lebih dari setahun. Selain itu juga ditempatkan pada deposito maupun Sertifikat Bank Indonesia. Meskipun keseluruhan dana diinvestasikan pada aset pasar uang, namun tiap-tiap produk RDPU memiliki komposisi persentase berbeda.

Baca Juga :  Penting! Ini Cara Menutup Asuransi BNI Life

 

Kamu perlu mempelajari alokasi aset pada setiap produk RDPU sebelum membelinya. Alokasi sepenuhnya pada instrumen pasar uang menjadikan RDPU memiliki risiko lebih kecil dibanding RDPT. Akan tetapi tingkat pengembaliannya juga lebih sedikit. Jadi tetap perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan.

 

Berinvestasi di instrumen reksadana memang mudah karena sudah dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi. Meskipun begitu kamu tetap perlu mempelajari segala hal tentang reksadana agar mengerti betul bagaimana cara kerjanya. Dengan memahami perbedaan reksadana pendapatan tetap dan pasar uang, kamu bisa menentukan mana yang lebih cocok sesuai tujuan keuangan.