Perbedaan Investasi Reksadana dan Deposito, Mana yang Lebih Baik?

 

 

Ada beberapa perbedaan investasi reksadana dan deposito yang perlu kamu ketahui sebelum memilih diantara keduanya. Kebanyakan orang mungkin lebih familiar dengan deposito alias simpanan berjangka ketimbang instrumen investasi reksadana. Hal ini karena simpanan berjangka memang telah lebih dahulu populer sebagai produk perbankan.

 

Reksadana (RD) merupakan instrumen investasi berupa kumpulan uang dari banyak pemodal yang dikelola oleh Manajer Investasi dengan sistem profesional. Sementara dana yang terkumpul dari instrumen tersebut akan dibelanjakan pada aset pasar modal seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Jenis RD bermacam-macam, antara lain RD saham, pendapatan tetap, dan pasar uang.

 

Sementara deposito merupakan produk perbankan dimana nasabah menempatkan uangnya dengan sistem simpanan berjangka dan mendapat sejumlah keuntungan berupa tingkat pengembalian atau return. Simpanan ini tidak bisa dicairkan kapan saja tetapi harus mengikuti masa jatuh tempo sesuai kesepakatan. Berikut ini beberapa perbedaan antara keduanya secara lebih rinci.

Baca Juga :  5 Tips Menabung Bagi Pelajar Yang Patut Dicoba

 

Perbedaan Risiko yang Harus Ditanggung

 

Perbedaan investasi reksadana dan deposito pertama yang perlu kamu ketahui adalah dari segi risikonya. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan adanya penurunan nilai investasi atau bahkan hilang sama sekali karena berbagai faktor. Semua hal pasti memiliki dua sisi, dalam konteks investasi jika ada potensi keuntungan bisa dipastikan terdapat juga risiko kerugian.

 

Kalau kamu ingin memilih reksadana, maka ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan. Jika menempatkan dana pada instrumen ini, ada kemungkinan investasi kamu menurun akibat situasi pasar maupun kinerja Manajer Investasi. Uang investor tidak mendapat jaminan serta risiko dibubarkannya reksadana. Sementara pencairannya membutuhkan waktu tersendiri hingga maksimal 7 hari.

Baca Juga :  Kenali Risiko Investasi Reksadana Pasar Uang Agar Mampu Mengatasinya

 

Sedangkan risiko deposito bisa dibilang lebih kecil dibanding investasi reksadana karena terdapat jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan sampai total 2 miliar. Ada kemungkinan terjadinya likuidasi bank akibat permasalah internal sehingga tidak mampu mencairkan dana nasabah. Ada juga risiko return lebih rendah dibanding tingkat inflasi sehingga nilai uang kamu menurun.

 

Perbedaan Tingkat Imbal Hasil/Pengembalian

 

Perbedaan investasi reksadana dan deposito kedua yaitu dari segi return atau pengembaliannya. Secara umum tingkat pengembalian instrumen investasi reksadana bisa dibilang lebih tinggi dibanding deposito. Akan tetapi hal ini tidak berlaku secara saklek. Artinya tetap ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil return dari keduanya.

Baca Juga :  Simak Strategi Investasi Terbaik di Tahun 2023

 

Return yang diperoleh nasabah dengan menempatkan uangnya di deposito berasal dari bank tempat ia membuka rekening deposito itu sendiri. Pengembalian ini sifatnya tetap sehingga kamu bisa menghitung berapa keuntungan yang diperoleh pada saat jatuh tempo dengan modal awal sekian. Akan tetapi asal keuntungan tersebut ditentukan oleh pihak bank.

 

Kamu hanya bisa menerima imbal hasil sesuai bunga yang diberitahukan. Perbedaan investasi reksadana dan deposito dari sisi imbal hasilnya, kentungan reksadana diperoleh dari selisih Nilai Aktiva Bersih alias NAB. Harga NAB setiap satu unit penyertaan RD bisa berubah-ubah. Situasi ini dapat kamu manfaatkan untuk memperoleh keuntungan secara optimal.

Baca Juga :  5 Tips Menabung Di Rumah yang Paling Aman

 

Misalnya ketika nilai NAB per unit penyertaan turun, kamu dapat membeli unit reksadana lebih banyak karena harganya sedang murah. Sehingga ketika nilainya naik kamu akan mendapat keuntungan dari selisih harga. Selain itu, investor juga bisa menentukan sendiri memilih jenis reksadana apa. Meskipun dananya tetap dikelola oleh Manajer Investasi.

 

Modal Awal yang Harus Disiapkan

 

Perbedaan investasi reksadana dan deposito selanjutnya adalah modal awal yang perlu dipersiapkan. Saat ingin menempatkan uang di deposito, biasanya bank menetapkan jumlah minimal uang yang harus disetorkan. Kamu memerlukan uang sekurang-kurangnya 1.000.000 agar dapat membuka rekening deposito. Bahkan banyak bank yang menetapkan minimal deposit lebih tinggi.

Baca Juga :  Tips Sukses Investasi Reksadana bagi Investor Pemula

 

Sementara apabila ingin menanamkan modal di instrumen reksadana, tidak ada minimal uang yang harus didepositkan. Kamu bisa mulai membeli unit penyertaan dengan harga 100.000 saja. Bahkan ada juga produk RD yang bisa dibeli dengan harga mulai 10.000 saja. Tentunya ini sangat memudahkan investor pemula dengan modal terbatas.

 

Untuk mencairkan dana keduanya juga tidak sama. Deposito memiliki jangka waktu khusus mulai dari 3 bulang hingga satu tahun jika ingin mencairkannya. Tetapi untuk instrumen RD, kamu bisa menjual unit penyertaan kapan saja tanpa batasan waktu. Perbedaan investasi reksadana dan deposito ini bisa dijadikan pondasi mengatur strategi keuangan.